Senin, 07 Oktober 2013

SABAR

Hai... namaku Uta Selvina Putri,aku berumur 19 tahun saat ini aku kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Malang. Aku punya pacar namanya Gigih Arya. Kami sudah berpacaran selama 3 tahun lebih. Dia sayang banget sama aku,tapi terkadang dia juga sering buat aku jengkel sama ulahnya yang begitu care banget sama temen-temen ceweknya.

Oya sebelum aku bercerita lebih tentang hubungan ku dengan kekasih ku Gigih,aku mau menceritakan tentang sahabatku yang bernama Afgansyah Reza. Dia itu sahabat terbaikku,apapun yang terjadi sama aku,aku selalu menceritakannya pada Afgan. Dia selalu membuat hari-hariku merasa tenang,nyaman,dan dia juga selalu membuat aku tertawa dengan tingkahnya yang konyol. Kalau aku lgi berantem sama Gigih,dia selalu tau apa yang membuat aku senang. Dia selalu bernyanyi di depan ku dengan gitarnya yang kuno. Aku selalu merasa benar-benar terhibur olehnya.
Tapi setelah bertahun-tahun aku menjadi sahabatny,dan aku mengenalnya. Aku merasa ada hal yang aneh pada diriku sendiri, aku merasa punya perasaan lebih dari sekedar sahabat dengan Afgan. Tapi perasaan ini benar-benar tak menentu. Sebenarnya aku yakin jika Afgan mungkin juga menyukaiku.,aku yakin Afgan juga mempunyai perasaan yang sama denganku. Aku tidak yakin awalnya jika Afgan punya perasaan lebih denganku. Tapi waktu itu nggak sengaja aku dengar perbincangan Afgan dengan kakaknya Olla. Di perbincangan itu ternyata memang benar Afgan berkata dengan kak Olla jika dia menyukaiku. Rasanya bingung,apa aku harus seneng atau sedih??? 

Setelah beberapa minggu aku mendengar perbincangan Afgan dengan kakakya,ternyata memang benar Afgan menyukaiku dari dulu. Afgan mengatakan cintanya lewat bait-bait puisi yang ditulisnya. Dan aku,aku nggak bisa berbohong terus menerus dengan perasaan ku sesungguhnya dengan Afgan. Aku memang juga suka sama dia. Afgan memperlakukan aku dengan sangat istimewa layaknya seorang putri di kerajaan. Aku nggak bisa jawab atas pertanyaannya,apa aku mau jadi pacarnya,karna saat ini aku belum putus dengan Gigih. Tapi aku nggak tega juga menggantungkan perasaan Afgan. Aku begitu sangat cinta dan sayang sama Afgan,aku nggak tau juga harus bilang apa untuk mengakhiri hubunganku dengan Gigih.

Tapi,Afgan tahu dan dia begitu sangat tegar menerima keadaan ini semua. Afgan lah yang sudah menguatkan aku. Afgan sudah buat aku SABAR untuk mengakhiri semua ini dengan Gigih. Afgan membuat aku yakin jika hubunganku dengan Gigih ini hanya sementara. Setelah Afgan menguatkan aku,memberi ku banyak motivasi itu membuat aku yakin jika memang benar aku tahu sesungguhnya cuma Afgan yang paling aku cinta dan cuma dia yang paling aku mau. Karena selamanya dihidupku Afgan adalah kekasihku. Dan akan aku rahasiakan sedalam-dalamnya cintaku ini dengan Afgan. Dan saarlah yang akan selalu menyertai cintaku dengan Afgan. :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar